Selasa, 28 April 2015

Kemendikbud Bentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga

 
Jakarta, Kemendikbud ---- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk unit baru dengan nama Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga yang menangani pendidikan keluarga dan keorangtuaan. Berdasarkan persetujuan Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerangkan bahwa Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud. Direktorat baru tersebut akan memiliki empat subdirektorat yaitu Subdirektorat Pendidikan Bagi Orangtua, Subdirektorat Pendidikan Anak dan Remaja, Subdirektorat Program dan Evaluasi, serta Subdirektorat Kemitraan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Ella Yulaelawati menyampaikan, nama Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga dirasa lebih tepat dibandingkan Direktorat Keayahbundaan yang diusung sebelumnya karena direktorat ini tidak hanya memberikan ruang bagi orang tua utuh tetapi juga ruang bagi orang tua tunggal. “Kami telah menjaring masukan dan melakukan curah pendapat dengan akademisi, komunitas, penggiat pendidikan keorangtuaan, dan beberapa pihak yang terkait,” katanya saat diwawancarai di kantor Kemendikbud akhir pekan lalu.
Ella menyebutkan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga memiliki beberapa program utama diantaranya penanganan perilaku perundungan (bullying), pendidikan penanganan remaja, penguatan prestasi belajar, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan karakter dan kepribadian, serta pendidikan perilaku destruktif. “Direktorat baru ini juga akan mengembangkan program pencegahan perdagangan orang, narkoba, dan HIV AIDS agar keluarga Indonesia menjadi lebih kuat,” ujarnya.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari sejumlah program Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud di atas adalah meningkatnya akses dan mutu layanan pendidikan khususnya pendidikan keluarga bagi masyarakat Indonesia. Pendidikan keluarga tersebut tidak hanya mencakup orang tua kandung saja tetapi juga wali atau orang dewasa yang bertanggung jawab dalam mendidik anak.
Layanan pendidikan keluarga yang diberikan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud dimaksudkan agar masyarakat Indonesia yang berusia dewasa mengetahui dan memahami perihal cara mendidik anak sejak janin hingga tumbuh dewasa. Kemendikbud menargetkan hingga 2019 sejumlah 4.343.500 orang dewasa akan memperoleh layanan pendidikan keluarga tersebut. (Yohan Rubiyantoro/HK/Agi Bahari)

Sabtu, 25 April 2015

Muhammadiyah Harus Jadi Organisasi Islam yang Berkeunggulan

                            






                       



                             
 
 Yogyakarta- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin menginginkan agar Muhammadiyah bisa menjadi organisasi Islam yang berkeunggulan. Jika pada masa satu abad sebelumnya, Muhammadiyah menjadi organisasi Islam yang berkemajuan, maka pada abad kedua ini Din mengharapkan agar Muhammadiyah tidak hanya menjadi Islam yang berkemajuan, namun juga Islam yang berkeunggulan.
 
Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi Keynote Speech dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ke-47 “Muhammadiyah, Civil Society, dan Negara; Arah Pemikiran dan Gerakan Abad Kedua”, yang diselenggarakan pada Sabtu (25/4) di Gedung Pascasarjana UMY, kampus terpadu UMY.
 
Menurut Din, saat ini sudah waktunya bagi Islam dan umat Islam menjadi lambang dan faktor keunggulan. Karena itu dirinya menginginkan Muhammadiyah menjadi Islam yang berkeunggulan. “Muhammadiyah memang tetap pada apa yang sudah digagas sejak awal kelahirannya oleh pendirinya KH. Ahmad Dahlan, yaitu Islam yang berkemajuan dan tidak kita ubah. Walaupun saya ingin pada abad kedua ini agak maju sedikit, bukan hanya Islam yang berkemajuan tapi juga Islam yang berkeunggulan. Karena maju belum tentu unggul,” jelasnya.
 

Din juga mengatakan, jika berbicara soal keunggulan, bukan sekadar keunggulan komparatif ataupun kompetitif, melainkan juga keunggulan dinamis. Islam berkeunggulan yang dapat menjawab semua tantangan dan perubahan zaman. “Maka Islam yang berkemajuan dan berkeunggulan di sini ada faktor dinamik. Istilah berkemajuan di sini juga melintasi ruang dan waktu, dalam rangka membawa misi islam. Karena rahmatan lil ‘alamin itu terkait dengan dinamika zaman,” terangnya. (bhpUMY) (mac)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes